Hari ini, 5 Juni, kita memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Bukan sekadar seremoni, tapi pengingat pilu bahwa bumi kita sedang terluka. Polusi menggerogoti udara, sampah plastik mencekik lautan, hutan menyusut, dan iklim bergejolak. Setiap derap kaki kita meninggalkan jejak yang menentukan nasib generasi mendatang.
Tahun ini, tema #RestorasiEkosistem menggema. Ini bukan ajakan biasa, tapi seruan darurat: pulihkan yang rusak, lindungi yang tersisa. Restorasi bukan tugas pemerintah atau aktivis semata, tapi tanggung jawab setiap insan. Dari memungut sampah di jalan, menanam pohon di pekarangan, hingga bijak menggunakan energi—semua aksi kecil adalah benih perubahan.
Lihatlah sungai yang keruh, udara kota yang pekat, atau satwa yang kehilangan rumah. Mereka berbisik meminta keadilan. Lalu, akankah kita hanya diam? Lingkungan sehat bukan warisan nenek moyang, melainkan pinjaman dari anak cucu kita.